Teori Pengambilan Keputusan


  • Buku Monograf
  • Dini Turipanam Alamanda, Abdullah Ramdhani, Wahyu Andriyas Kurniawan, Fajar Sidiq Adi Prabowo
  • ISBN : 978–623–351–017–2; Penerbit : Nas Media Pustaka

Abstrak

Dimulai dari pertengahan abad lalu, Chester Barnard, seorang pensiunan perusahaan Telepon yang juga penulis "The Function of the Executive" mengadopsi istilah "Decision Making" alias pengambilan keputusan dari kamis administrasi publik ke dalam dunia bisnis untuk menggantikan istila-istilah seperti "resource allocation" dan "policy study". Studi pengambilan keputusan melibatkan disiplin ilmu lain seperti matematika, sosiologi, psikologi, ekonomi, ilmu politik dan lain sebagainya. Keputusan yang bagus tidak menjamin hasil yang bagus, namun perkembangan pengetahuan dalam mengelola risiko, pemahaman perilaku manusia dan kemajuan teknologi mendukung kita sebagai manusia untuk terus mengembangkan pengambilan keputusan dalam banyak situasi, termasuk pada situasi yang kompleks. Herbert Simon mengatakan bahwa selama bertahun-tahun, kita terus menerus menghadapi kendala baik kontekstual maupun psikologis pada kemampuan membuat pilihan optimal. Situasi yang kompleks, waktu yang terbatas, kekuatan mental yang tidak memadai pengambilan keputusan mengurangi kemampuan rasional atau istilahnya "bounded rationality". Sementara, orang akan bisa membuat keputusan yang rasional secara ekonomi jika mereka bisa mengumpulkan cukup informasi. Pendapat lainnya adalah dari Antonio Damasio yang mengatakan mustahil keputusan itu bisa dibuat tanpa melibatkan emosi. Framing yang salah, kesadaran yang terbatas, optimisme yang berlebihan bisa meningkatkan kepercayaan diri kita terhadap pilihan kita. Menghadapi ketidaksempurnaan pengambilan keputusan, meskipun kita tidak bisa mencapai hasil yang optimal, namun setidaknya menghasilkan keputusan yang dapat diterima. Jika kita dalam kondisi terbatas baik waktu maupun pengetahuan, setidaknya kita menguasai heuristik sederhana.

Lihat Dokumen