PEMBERITAAN KASUS KEBOHONGAN RATNA SARUMPAET
- TA Mahasiswa
- Nurul Khadijah Taufik
- 24077115091
Abstrak
Fenomena pemberitaan kasus kebohongan Ratna Sarumpaet di media online
Detik.com, tulisan yang bersifat santai mampu menggiring pembaca untuk terus membaca
berita yang lainnya. Peneliti pun tertarik untuk menjadikan pemberitaan kasus kebohongan
Ratna Sarumpaet di media online Detik.com, sebagai objek penelitian yang baru.
Penelitian ini pun bertujuan untuk menjelaskan mengenai adanya proses
pemarginalan aktor sosial atau suatu kelompok yang terlibat dalam kasus tersebut, apakah
wacana teks berita pada kalimat yang digunakan oleh penulis bertujuan untuk
mengeluarkan aktor dengan maksud untuk melindungi atau aktor disamarkan agar tidak
terlihat keburukannya oleh pembaca
Peneliti menggunakan metode analisis wacana kritis model Theo Van Leeuwen,
analisis wacana tersebut didasari pada strategi eksklusi dan inklusi. Theo Van Leeuwen
memperkenalkan model analisis wacana untuk mendeteksi, meneliti bagaimana suatu
kelompok atau seorang dimarjinalkan posisinya khususnya yaitu pemarjinalan Ratna
Sarumpaet pada keenam wacana berita tersebut.
Hasil peneliti menemukan penggunaan strategi wacana eksklusi dalam dua berita
yaitu berita ke-2 dan ke-4, sehingga hasil dari strategi eksklusi, posisi aktor sosial hilang,
penyebutan identitas, diganti dengan kelompok yang dominan yaitu Gerindra. Kemudian
strategi wacana inklusi mendominasi, dimana aktor sosial Ratna Sarumpaet ditampilkan
secara burukdan disudutkan
Kesimpulan, redaktur menggunakan strategi eksklusi dan inklusi, pada eksklusi
redaktur lebih memfokuskan objek atau peristiwa serta kelompok partai yang lebih
dominan, sehingga pemasukan unsur politik mengesampingkan fakta lain dari kisah yang
Ratna ciptakan. Strategi inklusi, redaktur menampilkan, menyebutkan identitas dari sosok
Ratna yang sebelumnya telah memiliki citra buruk, dengan strategi inklusi menghasilkan
citra dan elektabilitas dari Ratna Sarumpaet serta kubu BPN Prabowo-Sandiaga secara
buruk pula.
Kata Kunci: Analisis Wacana Kritis, Detik.com, Strategi eksklusi dan inklusi
Lihat Dokumen